Track Jakarta Menerabas Medan Ekstrim Gunung Lawu
SRAGEN, 29 Juli 2017 - Klub motor trail Track Jakarta kembali melakukan petualangan. Permainan adventure kali ini diberi nama “Rongdino Lawu”, yaitu sebuah kegiatan off-road dirt bike selama dua hari (22 – 23 Juli) yang mengambil lokasi jalur di seputaran Gunung Lawu, Jawa Tengah.
Trek yang bakal dilalui oleh rombongan yang terdiri dari 40 motor dari Jakarta cukup ekstrim. Harus melewati hutan dengan ragam single track dan tanjakan-tanjakan terjal dan turunan curam. Rombongan dari Jakarta dilepas dari Bengkel LMS yang berlokasi di Pondok Cabe dengan dikomandoi Katon.
Sesampainya di Solo, sejumlah anggota sempat menghadiri seremoni pengukuhan ketua Track Solo, yang merupakan cabang dari track pusat di Jakarta dan memiliki anggota se-karesidenan Surakarta.
Sehabis pengukuhan, peserta dilepas dari Masaran, Desa Sambirejo, Sragen, Jawa Tengah dengan diawali perjalanan on-road 12 km melintasi pematang sawah dan panorama pedesaan. Ketika di lokasi itu, kami mendapat sambutan hangat dari komunitas motor trail kota Sragen yaitu “Kompas”.
Setelah itu, peserta menuju hutan karet Sambirejo dengan trek yang cukup ekstrim, di antaranya harus melalui tanjakan yang sangat legendaris di kalangan off-roader trail yakni Tanjakan Kobong yang memiliki kemiringan 45 derajat. Kemiringan itu di awal start dan di akhir tanjakan mencapai 85 derajat dengan tinggi tanjakan 150 meter. Para peserta harus menghabiskan waktu sampai dua jam untuk bermain-main di tanjakan ini.
Sehabis tanjakan, para peserta di mana satu di antaranya warga Turki dan seorang peserta perempuan bernama Inay, dihadapkan dengan turunan berkelok-kelok yang cukup curam. Kalangan pecinta petualangan ekstrim menyebutnya turunan Geal-Geol.
"kegiatan ini tidak hanya sekedar off-road yang harus menghadapi tantangan jalur semata, tetapi memiliki tujuan untuk menjalin persaudaraan antar komunitas pencinta motor trail yang berada di wilayah Solo," kata Wakil Ketua Track Jakarta Syarif Hidayatullah.
Tantangan tak habis sampai disitu. Setelah jalan beberapa saat menerabas single track hutan, dihadapkan dengan tanjakan “Bukit Setan” dengan karakter yang lebih landai dan pendek. Tanjakan demi tanjakan terus dihadapi di antaranya tanjakan Bergoel yang mempunyai karakter tanah gembur sehingga bisa menjadi jebakan betmen dan Tanjakan Pandawa Lima dengan panjang 270 meter.
Meski harus mengarungi medan yang sangat berat, off-roader tetap semangat memacu gas melewati jalur ekstrim sampai akhirnya menuju daerah Lompong untuk menikmati kesejukan khas Gunung Lawu, menjelajahi kampung kampung hingga akhirnya sampai di Candi Cetho.
Perjalanan dua hari hari itu, kami habiskan dengan menginap di tengah hutan dengan diselimuti udara dingin. Pada hari kedua, tantangan tak kalah hebat harus melewati jalan kecil dengan medan naik turun dikombinasikan belokan-belokan tajam menuju Hutan Sukuh, lanjut Telaga Madirda di kaki Gunung Lawu sampai akhirnya mencapai kawasan Kemuning.
Perjalanan kami selama dua hari akhirnya selesai juga. Rasa lelah tertutupi oleh rasa puas yang tak terhingga yang akan kami bawa ke Jakarta untuk menjadi sebuah cerita.
EKA ZULKARNAIN
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test