Perjalanan Motovaganza Menuju Horizons Unlimited Indonesia 2018 di Rancabuaya
RANCABUAYA, 16 Oktober 2018 – Bagi kalangan motorcycle traveler, Horizons Unlimited bukanlah nama yang asing. Makanya waktu acara ini diumumkan via internet dan grup WA bikers, langsung mendapat antusiasme tinggi.
Motovaganza mendapat kabar ini dari salah seorang penggiat motor trail dan jurnalis senior Wisnu Guntoro Adi atau akrab disapa Gareng. Tapi pas mau daftar, registrasi di website www.horizonsunlimited.com sudah tutup, jadi kami pun menghubungi Kang Jeffrey Polnaja (Kang JJ) sebagai penggagas acara Horizons Unlimited (HU) Indonesia 2018.
HU Indonesia 2018 diselenggarakan di Rancabuaya, Garut, Jawa Barat, yang jaraknya dari Jakarta sekitar 280 km, tergantung jalur dan rute yang dilewati. Tim Motovaganza yang berangkat menuju Rancabuaya, Garut, untuk mengikuti event ini dibagi ke dalam dua grup. Grup pertama lewat Sukabumi dan Sagaranten, sedangkan grup kedua lewat Cianjur dan Ciwidey.
HU Indonesia 2018 ini adalah yang kedua kalinya diadakan di Indonesia, setelah yang pertama di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pda Mei 2017. Kami tak hadir pada event pertama karena dianggap terlalu jauh, nah waktu dapat info yang kedua diselenggarakan di Rancabuaya, langsung kami mendaftar. HU merupakan acara silaturahmi dan pertemuan para petualang (traveler) dunia, khususnya yang memakai motor makanya disebut motorcycle traveler. Para peserta mancanegara sendiri berasal Amerika, Australia dan Malaysia, tapi kebanyakan peserta dari Indonesia.
Jalur aspal keriting
Grup pertama Motovaganza mengambil rute Sukabumi dan Sagaranten karena dianggap lebih dekat, tidak terlalu melambung dan macet dibandingkan mengambil rute via Ciwidey atau pun Cibeber. Grup pertama terdiri dari Eka Zulkarnain dan Raju Febrian janjian ngumpul di McDonald Bojongsari, Parung, pada jam 4 pagi hari Jumat, memakai Kawasaki KLX 150 BF dan Kawasaki KLX 250.
Kami sengaja jalan subuh karena jalanan masih lengang dan menghindari kemacetan di rute Ciawi – Sukabumi. Makanya, ketika melewati rute ini kami lancar-lancar saja dan pada pukul 8 pagi kami sudah sampai di Jalur Lintas Selatan Sukabumi. Kami istirahat ngopi sebenta sekitar 30 menit, leyeh-leyeh dan mengisi bensin.
Perjalanan lalu kami lanjutkan menuju Sagaranten, Purabaya dan tembus langsung ke Tegal Buleud. Waktu melewati rute Baros, Sagaranten sampai Tegal Buleud, 60 persen jalanan yang kami lewati aspal keriting. Artinya aspal berupa tambalan, berlubang-lubang dan tonjolan di sana-sini. Jalanan tidak mulus. Namun karena kami memakai motor trail (dirtbike), kondisi jalan seperti itu justru tambah menyenangkan.
Apalagi ketika kami disuguhkan pemandangan berupa kebun kelapa, hutan pinus dan kebun jati dengan kontur tanah berlembah. Tuhan memang kreator yang sangat sempurna. Terus terang, bagi penulis, ini baru pertama kali melewati jalur ini sampai tembus ke pantai Tegal Buleud, sebelumnya hanya sampai di daerah Goa Buniayu saja.
Waktu kami melewati jalur ini, sedang musim kering dan sedang panen kayu. Terlihat sejumlah lahan ditebangi pohonnya sehingga menciptakan pemandangan yang indah, seperti hamparan savana. Mendekati Tegal Buleud, kami menyusuri sungai besar dengan permukaan jalan aspal keriting yang menghasilkan debu. Setelah sampai di Tegal Buleud, kami makan siang dan istirahat selama 2,5 jam.
Rute Ciwidey
Sedangkan grup kedua yang lewat Ciwidey terdiri dari Reza Erlangga, Tomi, Dave dan tiga kawan lainnya. Mereka janjian ngumpul jam 3 dinihari di daerah Bintaro, lantas melewati Puspitek dan tembus ke Parung. Rute yang mereka lewati kombinasi antara jalan aspal mulus, aspal keriting dan gravel sejauh lebih dari 10 km.
Rombongan ini melewati Waduk Saguling dan tembus di Cidaun, di mana dari sini lebih dekat ke lokasi HU Indonesia 2018 di Padi Padi Resort, Rancabuaya. Reza menggunakan KTM 250 Duke dengan dua teman lainnya, Tom menggeber Kawasaki Versys 250, satu Honda CB 500 dan Harley Davidson RS1200.
Grup kedua lebih dulu sampai di lokasi HU Indonesia sekitar pukul 16.00, sedangkan grup pertama selang 15 menit kemudian. Sampai di lokasi, puluhan motor dari segala merek sudah terparkir. Kami disambut oleh Kang JJ sendiri dan langsung mendapat suguhan makanan khas Indonesia seperti jagung rebus, kacang rebus, pisang rebus, pisang goreng, ubi rebus dan lain-lain. Minumnya bandrek, kopi dan bajigur.
Kami juga sempat menikmati sunset seperti menerangi tenda-tenda di tanah lapang di dekat pantai. Yup, penyelenggara menyediakan lahan untuk peserta mendirikan tenda sebagai tempat bermalam. Karena Motovaganza tak membawa tenda, kami akhirnya mendapatkan tempat penginapan sederhana di dekat Padi Padi Resort, berupa saung yang belum jadi dengan alas pelepah bambu. Yang penting bisa tidoooorr.
EKA ZULKARNAIN
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test