Benelli Patagonian Eagle, Cruiser Murah Ala-Ala Moge
JAKARTA, Motovaganza.com – Berkiblat dan menjadikan sesuatu sebagai contoh, tentunya tak ada yang salah. Seperti Benelli Patagonian Eagle yang mencoba punya tampilan bak moge, jika tak mau menyamakan tampilannya serupa dengan Harley-Davidson. Walau impresi khas ala pabrikan Milwaukee nyata ditemui dari tubuhnya.
Gayanya memang mirip dengan H-D bergaya cruiser. Setang tinggi lalu jok rendah yang kerap menjadi identitas model Softail, juga ditemui pada motor ini. Termasuk unsur konservatif seperti lampu bulat beserta panel meter analog. Tapi untuk kategori seperempat liter, Benelli diuntungkan karena Patagonian Eagle bermain seorang diri.
Di pasar Indonesia, kebanyakan motor dengan kubikasi 250 cc dihadirkan dalam wujud sport maupun naked bike. Sementara Patagonian justru mengeksploitasi perbekalan itu lewat rancang bangun demikian. Sebuah cruiser yang mengedepankan kenyamanan berkendara. Ditranslasikan melalui dimensi cukup ideal (PxLxT: 2.180 x 970 x 1.460 mm). Rancang bangun tadi lantas disesuaikan dengan posisi berkendara khas cruiser.
Sebagian fitur masih standar. Penerangan menggunakan bohlam, informasi standar di panel meter penunjuk spidometer dengan jarum. Tak ada keterangan putaran mesin (rpm). Pun odometer yang berganti secara manual.
Indikator BBM pun absen. Untungnya muatan bahan bakar Benelli ini bisa menampung hingga 14 liter. Jika khawatir kehabisan bensin, sering-seringlah mengintipnya dari lubang pengisian.
Impresi Berkendara Khas Cruiser
Oke cukup rasanya membanding-bandingkan. Posisi berkendara Patagonian Eagle cukup nyaman. Ketinggian jok yang cuma 780 mm, cukup bagi pengendara kebanyakan. Lalu pijakan kaki mendukung posisi rileks, plus bobot 145 kg. Benelli juga memberikan kenyamanan bagi penumpang. Selain penampang bokong tebal, jok belakangnya juga sudah dilengkapi sandaran. Performa mesin standar-standar saja. Berbekal mesin SOHC berkubikasi 250 cc. Patagonian Eagle sanggup melontarkan daya 17,4 hp @8.000 rpm dan torsi puncak 16,5 Nm di @6.000 rpm. Kemampuan tersebut disalurkan melalui transmisi 5-percepatan. Nah, yang menarik perhatian adalah penggunaan knalpot ganda. Keluaran suara dari saluran pembuangannya menderu layaknya motor 4-silinder. Padahal, Patagonian yang didatangkan PT Benelli Motor Indonesia berbekal rancang mesin 2-silinder. Hanya saja pasokan bahan bakar yang dipakainya masih karburator. Meski sudah dilengkapi dengan sistem pendingin cair. [gallery columns="2" link="file" size="medium" ids="44266,44270">Harga Ekonomis
Tampang dan harga murah menjadi selling point Benelli. Anda digoda dengan harga direntang Rp 39-40 jutaan (tergantung area). Jangankan membandingkannya dengan H-D Fatboy 114 yang dipatok ratusan juta. Banderol Patagonian Eagle juga jauh lebih murah dari motor sport 250 cc dua silinder seperti Yamaha R25 maupun Honda CBR250RR. Sayangnya dari sistem pengereman, Patagonian hanya dibekali cakram tunggal di depan disertai penahan laju roda belakang berupa tromol. Ada juga kerepotans soal ban pengganti. Pasalnya, pabrikan menerapkan kombinasi ban belang tak umum, yaitu 90/90-18 dan 130/90-15 (depan-belakang). Kendati begitu, rasanya tak akan sulit mendapatkan ukuran serupa lewat jaringan penjualan Benelli di Indonesia. Baca Juga: Mengenal Benelli Patagonian Eagle, Cruiser Ekonomis asal Tiongkok ARY DWINOVIANSYAH | RAJU FEBRIANArtikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test